Caesar Cipher
Model
enkripsi ini pertama kali digunakan oleh Julius Caesar untuk berkomunikasi
dengan tentaranya. Adapun cara Julius Caesar berkomunikasi dengan tentaranya
dengan cara menggeser setiap huruf dalam pesan yang menjadi algoritma standar,
sehingga dia dapat menginformasikan semua keputusannya dan kemudian mengirim
pesan ini dalam bentuk yang aman.
Standar
Caesar cipher memiliki tabel karakter
sandi yang dapat ditentukan sendiri. Ketentuan ini berdasarkan suatu
kelipatantertentu, misalnya tabel karakter sandi memiliki kelipatan tiga dari
tabel karakter aslinya :
Huruf asli : a b c d e f g h I j k l
m n o p q r s t u v w x y z
Huruf sandi : d e f g h I j k l m n o
p q r s t u v w x y z a b c
Dalam
contoh ini huruf a diganti dengan huruf d, huruf b diganti dengan huruf e dan
seterusnya sampai z diganti dengan huruf c. dari sini kita bisa melihat bahwa
pengeseran huruf menggunakan 3 huruf ke kanan.
Sehingga
jika dikirimkan berita aslinya “transaksi” akan menjadi “wudqvdnvl”. Ketentuan
tabel karakter sandi dapat diubah sesuai dengan jumlah kelipatan dari huruf aslinya.
Dari algoritma ini, apabila terjadi musuh melakukan sabotase terhadap pesan,
itu akan menjadi sia-sia karena hanya kelompok Caesar yang dapat membaca.
Dari
masalah yang semakin lama semakin luas, muncul algoritma enkripsi baru yang
merupakan pengembangan dari Caesar cipher
yang dapat memecahkan berbagai masalah yang muncul. Algoritma enkripsi
dinamakan vigenere cipher. Dimana
dasar dari algoritma ini adalah beberapa huruf dari kata kunci yang diambil
dari penggeseran yang dilakukan oleh Caesar
cipher.
Misalnya,
jika kata kuncinya adalah “bam”, kemudian setiap huruf ketiga dari plaintext mulai pada huruf pertama akan
digeser oleh b (=1) dan setiap huruf ketiga pada permulaan huruf kedua akan
digeser oleh a (=6) dan setiap huruf ketiga pada permulaan huruf ketiga akam
digeser oleh m (=12). Tetapi kita tidak bisa tergantung secara pasti dari
pembacaan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar